Menyapa Kawan Lama

Teruntuk satu dari sejuta. Satu bintang yang ku harap jangan jatuh, karena saat ini aku sedang tidak ingin meminta apapun. Sudah lama tertutup awan, kini ku tak lihat sinarmu. Kadang ku kira, kau sudah menjelma menjadi bulan. Haha, tapi untuk apa menjadi bulan jika kau dapat menjadi matahari? Oh, sungguh ku ingat dengan bintang yang tetap berharap menjadi matahari, tetapi matahari terlalu besar untukmu, kawan. Jadi, bintang saja cukup. Bahkan decakku tak mampu membendung cahayamu. Anak-anak memahami kau sebagai bintang kecil di langit yang biru. Padahal, langitmu tak pernah biru, bukan? Biru hanya bias yang kau pakai untuk menutup hitam tak berdimensi. Ah, aku selalu berharap dapat menarik angkasa agar kau tak merasa tenggelam di dalamnya. Ku akhiri sampai di sini saja, kawan. Kita terlalu jauh untuk saling menyapa. Semoga kau selalu percaya bahwa kaulah satu dari sejuta bintang di langit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih, Tuhan, karena Aku Orang Susah

Segala Sesuatu Ada Waktunya