Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Dukacita yang Mendahului Kemenangan

Sedari lahir, anak ini telah diajarkan untuk berdukacita. Anak ini lahir untuk patah hati. Di hari kelahirannya, Sang Pemenang yang sesungguhnya telah bangkit. Di hari kelahirannya, Roh itu turun ke bumi sebagai Penghibur. Sebagai Penolong. Sebagai ganti dari Yang Pergi. Bagaimana ia tahu kehadiran Roh itu, jika ia tidak pernah merasa hilang? Bagaimana ia merasa dimenangkan, jika ia tak pernah menyentuh dasar terendah napas hidupnya? Sedari lahir, anak ini telah diajar untuk ditinggalkan. Anak ini lahir di antara fana yang sering ia anggap selamanya. Karena itu ia diajarkan untuk ditinggalkan, agar yang abadi boleh menetap dalam dirinya. Karena itu ia belajar untuk meninggalkan, agar yang abadi boleh didapatkannya. Semua ucapan penghiburan sudah sangat dipahaminya, karena yang ada dalam dirinya adalah Roh Penghibur. Seharusnya demikian. Pada kenyataannya, sering ia tidak menghibur orang lain. Anak ini masih belajar.  Sepanjang hidupnya, anak ini diajarkan untuk menangis. Menan