Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Lakonmu Ucapanmu

Kau kata satu paham Kau kata satu tali Kau kata satu rahim Kau kata satu hati Mana? Kau kata kami satu Kau kata kami padu Kau kata kami tak kan menipu Kau kata kami tak beradu Mana? Bangga jadi akal Amarah jadi hati Tangan terkepal Mulut memaki Betulkah saya? Garis waktu tak merubah apapun Kitab suci tak menggoyahkan Pengalaman tak ajarkan apapun Suara hati tak didengarkan Betulkah saya? Kapan ini semua tersingkap? Lakonkan ucapanmu Lakon sebatas ucap? Ah, tak perlu Diam, lakukan saja (Victoria Bella - 14 /5/13 - 18:45 )

Hati

Lihatlah segalanya dengan hati Kau kan lihat keindahan abadi Potret masa yang akan selalu tinggal dalam benakmu Tanpa termakan zaman dan arus tak tentu Ucapkanlah dengan hati Supaya si bisu juga ikut berbicara Agar semua orang mengerti maknanya Bahkan dapat terdengar oleh si tuli Dengarkanlah dengan hati Bisikan di dasar laut pun akan terselami Lantunan di ujung dunia terdengar jelas Nyanyian malaikat surga tak pernah bias Coba rasakan dengan hati Cinta yang belum terucapkan pun kan kau mengerti Perih yang tak terkatakan, kelak kau pahami Juga kan kau rasa yang belum ada selama ini Kecaplah semua dengan hati Pahitnya kegagalan yang kau alami Tuk lebih mengerti asam garam kehidupan Itulah hal termanis yang kau rasakan

6 Bait untuk Bunda

Bunda, terima kasih Amarahmu, menguatkanku Air matamu, meneguhkanku Pengorbananmu, membesarkanku Sentuhanmu, menenangkanku Senyummu, menyemangatiku Bunda, ingatlah Semua kenangan yang kita lalui Semua angan yang kita ingini Semua emosi yang terluapkan di antara kita Semua kata terucap, pun tak terucap Semua manusia yang berlalu lalang di hidup kita Bunda, dengarkanlah Samudera sekalipun tak mampu menampung air matamu Mendungnya awan, tak semendung hari-hari sulit kita Luasnya padang tak selapang kesabaranmu Indahnya bunga bakung tak seindah kasihmu Teriknya mentari tak kalahkan semangatmu Bunda, maafkanlah Anak ini tidak kuat sepertimu Aku tak bisa mengganti kehadiran ayah Tak bisa sekuat itu menopangmu Pelipur lara yang tak kokoh Pelindung adik yang masih harus dilindungi Bunda, sadarilah Berlarik-larik puisi ini tak cukup ungkap semua Aku tak pernah bisa menjadi sempurna Telah ku coba, namun gagal Aku akan membanggakan dirimu Sedang ku coba,