Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Melankoli Natal

Beberapa minggu lalu, di sebuah bangku gereja, di tengah pengumuman perayaan Natal Entah roh apa yang datang Aku tercengang sendiri Apa manusia ini tidak sadar? Bayi yang lahir ini, nanti mati dikorbankan untuk mereka. Kenapa malahan berpesta? Apa manusia ini tidak baca? Maria dan Yusuf justru menanggung aib! Selama Dia di kandungan, mereka malu! Walau demikian, mereka tetap taat Apa esensi tukar kado? Bahkan untuk melahirkan saja, Maria dan Yusuf menumpang di kandang binatang! Apa manusia ini tidak tahu? Mana ada dulu pohon cemara dengan segala bola-bola kristal dan salju? Dan siapa juga yang mengatakan bahwa Yesus lahir pada 25 Desember? Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Yesus lahir dengan sederhana Sejak kapan Natal jadi begini?

Jangan Terlalu Sayang

Mama pernah berkata, "Kamu jangan terlalu sayang sama mama. Nanti kalau mama pergi, kamu sedih." Awalnya aku tidak memahami kalimat itu. Bagaimana mungkin aku tidak boleh menyayanginya? Memang kapan ia akan pergi? Memangnya mama akan pergi? Ya. 4,5 tahun setelah kepergiannya, barulah aku paham. Mama benar. Terlalu berat ternyata. Dan mama salah. Harusnya, mama tidak bicara seperti itu. Jika saja aku diberi kesempatan lagi, aku akan berkata, "Ma. Sayang sama mama adalah hak Bella. Kehilangan adalah konsekuensinya. Kalau suatu saat nanti mama pergi, bukan urusan mama untuk menyelesaikan kehilangan Bella. Karena yang terpenting adalah saat ini: mama tahu ada yang sayang sama mama." Mungkin saat itu ia cemas. Dan yang dibutuhkannya hanyalah ketenangan, bahwa ketika ia pergi, aku akan baik-baik saja.