Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Benang Kusut

Aku kira benang itu kusut Jadi kucoba luruskannya Ternyata tidak kusut Malah aku menambah kekusutannya Maaf Satu kata yang tak perlu kamu ucapkan Karena memang aku yang khilaf Kumohon, tetaplah di sini Maaf Satu kata yang harusnya kuucap Karena memang aku yang khilaf Kumohon, tetaplah di sini Rindu Ternyata itulah hasil usahaku tuk luruskan benang Entah sayang Entah setia Yang kugantungkan di atas seutas benang Oh ya Benang apa ya? Entahlah Aku berharap Aku masih dapat menjaga benang tak kasat itu Jarak Aku membuatnya Agar benang itu tetap terjaga Victoria Bella – 27/04/2014 – 17:13

Untitled 18

Lebih baik tertidur Karena hanya dalam tidur Rasa kita membaur Aku tahu aku harus terjaga Untuk dapat mengejar asa Mewujudkan alam itu menjadi nyata Setidaknya izinkan aku untuk tertidur Lalu mendapat memori yang tak kudapat ketika terjaga Agar dapat kekuatan untuk mengarungi kenyataan Aku tak tahu apakah aku sanggup Melihat kenyataan yang tak sesuai mimpi Karena sungguh, mimpi itu terasa nyata Jika ini berlanjut, lebih baik tidak tertidur Agar tak punya angan kosong Yang tak kan menyatu dengan kenyataan Aku harus bagaimana? Victoria Bella – 22/04/2014 – 21:34

Adeline Vania Kirana

Gambar
Detik detik berlalu Pada tiap waktu yang berlalu, ada saja yang terjadi Kehidupan, kematian Tepat hari ini, 20 April 2014 Salah satu temanku memperingati hari pertamanya hidup di dunia Sampai aku pada krisis “Apalah yang dapat kuberikan?” Hmm... Jadi, sudah genap 18 ya, Lin? Apa arti angka itu bagimu? Gitar, drum, dan bernyanyi bukanlah apa-apa Kadang masih bocah Suaranya di kantin, dapat terdengar sampai di gedung A-B sekalipun Senang menilai orang lain Mudah ditebak Mudah tersentuh Menyimpan banyak cerita Memendam air mata di balik tawanya Itulah kamu... Alin.. Hidup bukanlah laut tenang untuk setiap pelayaranmu Bukan pula langit cerah untuk setiap aktivitasmu Juga bukan tawa di setiap pertemananmu Pertemanan... Tidak sebatas baju warna apa yang kita pakai hari ini Berapa kali kita bertemu dalam sehari Atau apakah kamu terlibat dalam pembicaraanku dengan orang lain Juga tak sebatas “aku-kowe” atau “gue-lo” Kedewas

Kepada Yang Teragung di Jumat Agung

Bapa di dalam Kerajaan Surga           Terima kasih atas hari ini... Hari ini tanggal merah. Libur. Orang-orang menyebut hari ini sebagai Jumat Agung. Ya, hari ini kami memperingati kematian-Mu, ya Yesus Kristus..           Hamba sudah pergi ke gereja. Melihat orang lain berpakaian serba hitam, termasuk petugas yang melayani di gereja. Hamba tidak memakai baju hitam. Tidak apa ya, Tuhan? Engkaulah yang melihat hatiku.           Hari ini tata ibadah disusun dengan baik. Mulai dari lagu, cara pembawaannya, suatu film yang mengilustrasikan pengorbanan-Mu, simbolisasi jalan salib, dan lain-lain. Ya, memang hamba tak layak untuk menilai pelayanan sesama. Namun menurut hamba, ibadah hari ini dapat membawa hamba mengerti arti kematian-Mu.           Bapa..           Hari ini, hamba menyadari beberapa hal...           Merenungi Engkau, ya Yesus Kristus, Putra Tunggal yang disiksa, dicambuk, dicaci, jatuh bangun memikul salib di Via Dolorosa, hingga dipaku di atas sali

Titik

Aku rasa kamu tahu Pada satu titik kita bertemu Aku rasa kamu tahu Pada satu titik yang kita lewati Aku rasa kamu tahu Satu titik kuberikan padamu Aku rasa kamu tahu Pada satu titik yang kita pahami Aku rasa kamu tahu Hingga satu titik membuat rancu Aku rasa kamu tahu Saat titik kita melebur Aku rasa kamu tahu Sangkal mata masih melihat titik Aku rasa kamu tahu Sejatinya kita adalah rima puisi yang pada akhirnya tak bertitik Aku rasa kamu tahu Walau demikian, sudah saatnya kita membuat titik baru Aku rasa kamu tahu Titik kita tak lagi satu Aku rasa kamu tahu Pasanglah titik di kutub sana Aku rasa kamu tahu Saatnya kita bergerak menuju titik yang berbeda Biarlah kini titik kita berbeda Namun aku percaya Titik yang melebur itu Sesungguhnya masih ada Victoria Bella – 15/04/14 – 22:20