Selamat Ulang Tahun

16 Juli 2014. 00:01. Saatnya aku menghubunginya.

*tuuut.. tuuut..*

“Halo?” suara beratnya dengan nada sedikit malas namun senang, terdengar dari sana..
“Halo. belom tidur?” balasku dengan nada malas juga. Gengsi kami keluar.
“Belom.” Ah, selalu saja begini. Hanya kalimat singkat yang keluar dari mulut kami. Namun kami tahu perasaan masing-masing. ‘Buah durian jatuh tak jauh dari pohonnya’ itu sangat benar.
“Selamat ulang tahun.”
“Oh. Iye, makasih.” Betawi-nya keluar. Padahal peranakan Batak asli-Batak adat (ibunya Jawa namun diselenggarakan upacara adat dan jadilah Batak). Jika Betawi-nya keluar, berarti dia sedang bercanda atau senang.
“Semoga makin ga keras kepala, lebih sering denger orang lain.” kataku dari hati terdalam, sedikit menggebu-gebu, masih dengan nada sedikit malas.
“Ck.. Iye. Gimana kuliah?” tumben nanya.
“Lancar.”
“Udah libur kan?”
“Udah.”
“Nape belom pulang?”
“Masih ngurusin ospek.”
“Ngapain ngurusin ospek?”
“Dih, kenapa emang?” tuh, kan. Tidak ada satu detik terlewati dengan damai di antara kami, karena samanya.
“Ck... Jadi apa?”
“Ya jadi panitia.”
“Ya iya, akh! Ga usah sok galak. Penindasan itu ga bagus. Merusak mental generasi Indonesia.” mulailah dengan segala ke-Indonesia-annya. Tapi benar apa yang dikatakannya.
“Hmm. Di rumah lagi ngapain?”
“Baca.”
“Yang lain?”
“Tidur.”
“Yaudah. Ngantuk nih. Dah.”
“Hmm. Cepet pulang.” sudah dua kali membahas pulang.
“Iya iya ah elah.” kataku sembari tersenyum.
“Hmm.”
“Hmm.”

Percakapan berakhir.


16 Juli 2014. 06.07.

Ah, sekarang ini mau tidur jam berapa juga akan tetap terbangun jam 6. Jadi aku tidur lagi, dan terbangun jam 08:34. Aku teringat rapat jam 09:30 nanti. Dengan malasnya aku bergerak untuk mandi, dsb.

09:00. Kurang dari 30 menit ke kampus jika berjalan kaki dengan cepat. Kalau sesuai perhitungan, aku tidak akan terkena denda terlambat. Aku fokus pada langkahku dan berusaha agar tidak terlambat.

Saat turun tangga, ponselku memainkan lagu DEPAPEPE feat. Sin (Singular) – Share My World. Telepon masuk.

“Sedang apa nak?”
“Lagi jalan ke kampus ma.. Mau rapat.. Kenapa ma?”

Hening sejenak.

“Sekarang 16 Juli ya nak..”

16 Juli?

Aku menghentikan langkah. Mataku menatap kosong ke aspal jalan. Tanganku berusaha menahan ponsel tetap pada telinga. Seluruh tubuh seakan tertarik gravitasi. Kemudian darah yang tersirap mengisi kekosongan pikiran. Pikiran ini mulai berjalan. Lantas... yang terjadi semalam?

“Nanti sore, mama sama dd mau ziarah. Maaf ya kamu ga ikut.”

Air mata mulai menggenang.

“Iya gapapa.. Maaf belom bisa pulang.” Maaf itu juga kuucapkan sambil mendongak, menatap langit. Di atas sana, matahari bersembunyi di ujung awan membuat awan seakan memancarkan tiang-tiang surga. Membuatku seakan merasa dia ada di atas sana. Aku tersenyum.

“Ma.. masa ya semalem....”

Aku ceritakan apa yang terjadi semalam, sambil tetap melangkahkan kaki di jalan yang sedang kutempuh.



Cerita ini hanya imajinasi belaka. Karakter tokoh kurang lebih sama dengan karakter yang sebenarnya. Namun kisah ini (sekali lagi) tidak nyata.


Selamat ulang tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyapa Kawan Lama

Terima Kasih, Tuhan, karena Aku Orang Susah

Segala Sesuatu Ada Waktunya