Sofa Biru

Saat seperti ini
Bayangan itu muncul

Sofa biru
Disirami sinar mentari
Suasana nyaman, damai, tenteram
Hasrat bersantai tanpa beban
Sesekali bermain dengan Mopie
Kembali terfokus pada acara
Entah animasi, entah tayangan lain

Ke dapur
Sekedar membuka kotak dingin dan melihat isinya
Menimbang-nimbang
Malas
Tutup
Kembali pada sofa biru

Menikmati tayangan
Jika kantuk datang, pejamkan mata
Saat terbuka, cahaya sudah remang-remang
Dengan malas, bangkit
Menekan semua saklar
Teranglah
Kembali berselonjor
Mungkin untuk berjumpa lagi dengan mimpi
Di atas sofa biru

Datanglah penghuni satu rahim
Kali ini sudah putih abu-abu
Duduk pula di sofa biru
Bersama menikmati tayangan

Tak lama, klakson berbunyi
Dan kami berlomba membuka gerbang
Menyambut yang datang dengan wajah lelah
Namun tak dapat sembunyikan senyum
Melihat emas dan berlian di depannya
Angkat semua barangnya
Kembali ke sofa biru

Bernafas sejenak
Bertiga di sofa biru
Perut menuntut
Kaki malas pun berjalan ke luar
Mencari permintaan tadi
Dan kembali lagi
Disambut Mopie yang selalu tahu bunyi itu
Plastik yang terasosiasi kenikmatan
Lalu kembali ke sofa biru
Kali ini diiringi Mopie
Yang ingin mengambil bagian
Karena perutnya selalu menuntut
Matanya pada kami
Mata kami pada tayangan
Mulut bagai katup
Sesekali tangan memberinya sepotong
Perut puas, hati senang
Sesederhana itu

Hal-hal kecil terjadi
Di sofa biru
Hal-hal kecil dinanti
Oleh hati berselimut biru



Victoria Bella – 18/06/2014 – 9:43

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih, Tuhan, karena Aku Orang Susah

Alunan Petik Sang Dawai

Segala Sesuatu Ada Waktunya