Panggung Sandiwara?

Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
(Panggung Sandiwara)

Hidup ini bagaikan drama dalam sebuah pentas seni. Karena setiap orang mempunyai peranannya sendiri.

Ada yang berperan sebagai pembawa damai dan sukacita.
Ada yang memang bertugas untuk membawa cinta.
Ada juga yang berperan sebagai pembawa kebencian yang mendalam.

Mari kita ambil contoh...
Kekasih dan sahabatmu dapat berperan sebagai pembawa cinta serta kedamaian.
Namun, mungkin hanya sahabatmu yang bisa membawa keceriaan yang tidak dapat diperankan oleh kekasihmu.
Itu hal yang wajar..
Tak perlu kamu memaksa kekasihmu untuk dapat sejenaka sahabatmu.
Kamu juga tak bisa memaksakan kasih yang mesra dari sahabatmu, di mana peran itu hanya dapat dilakukan oleh kekasihmu.

Permisalan yang lain...
Kamu dan teman-temanmu mendapat peran untuk dapat berguna bagi dunia.
Lalu, kalian ingin melakukan improvisasi.
Kalian juga ingin dilihat dunia sebagaimana naskah yang ada dalam hati kalian, bukan naskah yang sudah tergurat di atas garis tangan kalian.
Kamu sudah berusaha untuk berperan secantik mungkin, karena itulah naskah dalam hatimu.
Ternyata temanmu mempunyai naskah yang sama dan melakukannya lebih baik darimu.
Itu hal yang wajar..
Mungkin memang pada dasarnya kamu harus melakukan apa yang sudah ada pada garis tanganmu itu.
Ternyata, di garis tanganmu tertulis kamu akan menjadi manusia biasa dengan tangan yang meringankan beban orang lain.
Atau manusia biasa yang mempunyai hati selapang lapangan sepak bola.
Atau manusia biasa dengan pemikiran setajam belati, sedalam lautan, seindah langit.
Atau hati serendah hati rumput di taman yang tetap tersenyum walau dilecehkan pohon beringin nan rindang.

Entahlah..

Kamu sendiri yang harus bisa membcara guratan pada tanganmu itu.
Saat tak mengerti, bertanyalah pada Sang Sutradara.
Lalu saat kamu mengerti, kamu pasti bisa melakukannya dengan sangat baik.
Dengan arahan Sutradara tentunya.
Saat kamu sudah berhasil memerankan peranmu, ternyata kamu tahu bahwa tidak lebih baik dari temanmu.
Tidak hanya kamu, temanmu juga tidak berperan lebih baik dari peranmu.
Mengapa? Karena kalian mempunyai naskah yang berbeda.
Kalian berperan bukan untuk saling menjatuhkan.
Kalian di sini untuk saling melengkapi pertunjukan.
Tidak ada menang atau kalah.
Kalian hanya harus melakukan naskah pada guratan itu sesuai arahan Sutradara.
Lupa dialog hal biasa.
Tidak mengingat peran kalian yang berbahaya.

Ya..

Hidup memang bagaikan drama dalam sebuah pentas seni.
Perbedaan dengan drama pentas seni yang sesungguhnya adalah...
Drama pentas seni memerlukan penghayatan agar terlihat nyata dalam menjalani peran.
Drama pentas seni memerlukan seni agar dapat menghibur orang yang melihat.
Drama pentas seni bertujuan untuk orang lain.

Sementara itu..
Kehidupan bukan menghayati agar terlihat nyata.
Sebab, kehidupan itulah kenyataannya.
Kenyataan yang harus dihayati agar dapat berperan dengan baik.
Dalam kehidupan, kita tidak berperan untuk orang lain.
Kita hidup bukan untuk orang lain.
Walaupun kita hidup bersama orang lain.
Kita hidup untuk Sutradara kita.
Tuhan Yang Maha Kuasa..
Kita hidup untuk Dia..
Dialah yang meminta kita untuk dapat berperan bersama orang lain dengan sangat baik.
Berperan sesuai arahan-Nya.
Berperan sesuai naskah-Nya.


Jadi, apa peranmu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih, Tuhan, karena Aku Orang Susah

Alunan Petik Sang Dawai

Segala Sesuatu Ada Waktunya